TEORI-TEORI ILMU PSIKOLOGI
6.
TEORI-TEORI
ILMU PSIKOLOGI
1)
Teori
Agresi Psikoanalisis => (Sigmund Freud)
Psikoanalisis membagi struktur
kepribadian ke dalam tiga sistem utama, yaitu id, ego, dan superego.
Meskipun ketiga sistem tersebut memiliki fungsi, prinsip, serta mekanisme yang
berbeda-beda, namun ketiganya berinteraksi saling berhubungan sehingga
efek-efek yang ditimbulkan sulit dipisahkan. Suatu perilaku timbul akibat
interaksi ketiga sistem tersebut. Secara umum, id dapat dikatakan sebagai
komponen biologis dari kepribadian, ego sebagai komponen psikologis, sedangkan
superego sebagai komponen sosial.
1. Id (das es)
merupakan dorongan instingtif yang muncul sejak manusia lahir. Id bekerja
sesuai dengan prinsip kesenangan. Prinsip kesenangan ini merupakan suatu
kecenderungan universal yang khas untuk semua makhluk hidup untuk menjada
keseimbangan dalam menghadapi goncangan dari luar maupun dari dalam. Id
merupakan reservoir energi psikis dan persediaan kekuatan untuk mengoperasikan
dua sistem lainnya. Freud menyebutnya sebagai true psychic reality.
Tujuan id adalah untuk membebaskan dan mengurangi ketegangan.
2. Ego merupakan
mediator antara id dan superego. Ego bekerja sesuai dengan prinsip realitas
sehingga ia bertujuan untuk menangguhkan peredaran energi sampai benda nyata
yang akan memuaskan kebutuhan individu telah ditemukan atau sampai kondisi
memungkinkan untuk menyalurkan keinginan tersebut. Ego beroperasi dengan secondary
processes. Proses ini merupakan realistic thinking yang
artinya ego menyusun rencana untuk memuaskan kebutuhannya dan kemudian
menge-test rencana tersebut. Misalnya, orang yang lapar akan berpikir dimana ia
bisa menemukan makanan dan mencarinya di tempat tersebut.
3. Superego
merupakan cabang keadilan atau moral atau hati nurani dari kepribadian.
Superego lebih mewakili alam ideal dari pada alam nyata atau lebih menuju ke
arah kesempurnaan. Superego terdiri atas dua subsistem, yaitu conscience atau
hati nurani, dan ego ideal.Conscience terbentuk dari hasil hukuman
orang tua mengenai nilai-nilai moral yang baik dan buruk. Conscience menghukum
seseorang dengan cara membuatnya merasa bersalah, sedangkan ego ideal terbentuk
dari hasil pengertian anak tentang sesuatu yang dianggap baik oleh orang tua,
yang disosialisasikan dengan pemberian reward, ego ideal
membuat seseorang merasa bangga.
Freud menganggap bahwa manusia
merupakan suatu sistem energi yang kompleks dan titik yang menjembatani antara
energi tubuh dengan kepribadian adalah id dan instink. Instink didefinisikan
sebagai keadaan bawaan yang menentukan proses-proses psikis. Representasi
psikologis dikenal sebagai wish, sedangkan eksitasi jasmani atau
fisiologis dikenal sebagai need.
2)
Teori
Disonansi Kognitif => (Festinger)
Teori disonansi kognitif
merupakan sebuah teori komunikasi yang membahas mengenai perasaan ketidak nyamanan
seseorang yang diakibatkan oleh sikap, pemikiran, dan perilaku yang tidak
konsisten dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi
ketidak nyamanan tersebut.
Disonansi kognitif
merupakan keadaan tidak nyaman akibat adanya ketidaksesuaian antara dua sikap
atau lebih serta antara sikap dan tingkah laku. Festinger (1957), berpendapat
bahwa disonansi terjadi apabila terdapat hubungan yang bertolak belakang, yang
diakibatkan oleh penyangkalan dari satu elemen kognitif terhadap elemen lain,
antara elemen-elemen kognitif dalam diri individu. Hubungan yang bertolak
belakang tersebut, terjadi bila ada penyangkalan antara elemen kognitif yang
satu dengan yang lain, misalnya antara sikap positif A terhadap B (A mencintai
suaminya B) dan sikap A terhadap perilaku B (berselingkuh).
Asumsi dari teori
disonansi kognitif memiliki sejumlah anggapan atau asumsi dasar diantaranya
adalah :
1.
Manusia memiliki hasrat akan adanya
konsistensi pada keyakinan, sikap, dan perilakunya. Teori ini menekankan sebuah
model mengenai sifat dasar dari manusia yang mementigkan adanya stabilitas dan
konsistensi.
2.
Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi
biologis. Teori ini merujuk pada fakta-fakta harus tidak konsisten secara
psikologis satu dengan lainnya untuk menimbulkan disonansi kognitif.
3.
Disonansi adalah perasaan tidak suka yang
mendorong orang untuk melakukan suatu tindakan dengan dampak-dampak yang tidak
dapat diukur. Teori ini menekankan seseorang yang berada dalam disonansi
memberikan keadaan yang tidak nyaman, sehingga ia akan melakukan tindakan untuk
keluar dari ketidaknyamanan tersebut.
4.
Disonansi akan mendorong usaha untuk
memperoleh konsonansi dan usaha untuk mengurangi disonansi. Teori ini
beranggapan bahwa rangsangan disonansi yang diberikan akan memotivasi seseorang
untuk keluar dari inkonsistensi tersebut dan mengembalikannya pada konsistensi.
3)
Teori
Kepribadian => (Erich Fromm)
Beranjak dari beberapa pengalaman
yang dialaminya, mempengaruhi pandangan Fromm, antara lain pada umur 12 tahun
ia menyaksikan seorang wanita cantik dan berbakat, sahabat
keluarganya, bunuh diri. Fromm sangat terguncang karena kejadian itu. Tidak ada
seorang yang memahami mengapa wanita tersebut memilih bunuh diri. Ia juga
mengalami sebagai anak dari orangtua yang neurotis. Ia hidup dalam satu rumah
tangga yang penuh ketegangan. Ayahnya seringkali murung, cemas, dan muram.
Ibunya mudah menderita depresi hebat.
Tema dasar dari dasar semua tulisan
Fromm adalah individu yang merasa kesepian dan terisolir karena ia dipisahkan
dari alam dan orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua
spesies binatang, itu adalah situasi khas manusia. Dalam bukunya Escape from
Freedom (1941), ia mengembangkan tesis bahwa manusia menjadi semakin bebas dari
abad ke abad, maka mereka juga makin merasa kesepian (being lonely). Jadi,
kebebasan menjadi keadaan yang negatif dari mana manusia melarikan diri. Dan
jawaban dari kebebasan yang pertama adalah semangat cinta dan kerjasama yang
menghasilkan manusia yang mengembangkan masyarakat yang lebih baik, yang kedua
adalah manusia merasa aman dengan tunduk pada penguasa yang kemudian dapat
menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Dalam buku-buku Fromm berikutnya
(1947, 1955, 1964), dikatakan bahwa setiap masyarakat yang telah diciptakan
manusia, entah itu berupa feodalisme, kapitalisme, fasisme, sosialisme, dan
komunisme, semuanya menunjukkan usaha manusia untuk memecahkan kontradiksi
dasar manusia. Kontradiksi yang dimaksud adalah seorang pribadi merupakan
bagian tetapi sekaligus terpisah dari alam, merupakan binatang sekaligus
manusia. Sebagai binatang, orang memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik tertentu
yang harus dipuaskan. Sebagai manusia, orang memiliki kesadaran diri, pikiran
dan daya khayal. Pengalaman-pengalaman khas manusia meliputi perasaan lemah
lembut, cinta, perasaan kasihan, sikap-sikap perhatian, tanggung jawab,
identitas, intergritas, bisa terluka, transendensi, dan kebebasan, nilai-nilai
serta norma-norma.
Kemudian teori Erich Fromm mengenai
watak masyarakat mengakui asumsi transmisi kebudayaan dalam hal membentuk
kepribadian tipikal atau kepribadian kolektif. Namun Fromm juga mencoba
menjelaskan fungsi-fungsi sosio-historik dari tipe kepribadian tersebut yang
menghubungkan kebudayaan tipikal dari suatu kebudayaan obyektif yang dihadapi
suatu masyarakat. Untuk merumuskan hubungan tersebut secara efektif, suatu
masyarakat perlu menerjemahkannya ke dalam unsur-unsur watak (traits) dari
individu anggotanya agar mereka bersedia melaksanakan apa yang harus dilakukan.
Fromm membagi sistem struktur
masyarakat menjadi tiga bagian berdasar karakter sosialnya:
1.
Sistem A, yaitu masyarakat-masyarakat pecinta
kehidupan. Karakter sosial masyarakat ini penuh cita-cita, menjaga kelangsungan
dan perkembangan kehidupan dalam segala bentuknya. Dalam sistem masyarakat
seperti ini, kedestruktifan dan kekejaman sangat jarang terjadi, tidak didapati
hukuman fisik yang merusak. Upaya kerja sama dalam struktur sosial masyarakat
seperti ini banyak dijumpai.
2.
Sistem B, yaitu masyarakat non-destruktif-agresif.
Masyarakat ini memiliki unsur dasar tidak destruktif, meski bukan hal yang
utama, masyarakat ini memandang keagresifam dan kedestruktifan adalah hal
biasa. Persaingan, hierarki merupakan hal yang lazim ditemui. Masyarakat ini
tidak memiliki kelemah-lembutan, dan saling percaya.
3.
Sistem C, yaitu masyarakat destruktif. Karakter
sosialnya adalah destruktif, agresif, kebrutalan, dendam, pengkhianatan dan
penuh dengan permusuhan. Biasanya pada masyarakat seperti ini sangat sering
terhadi persaingan, mengutamakan kekayaan, yang jika bukan dalam bentuk materi
berupa mengunggulkan simbol.
4)
Teori
Deprivasi Relatif => (Gurr)
Dijelaskan lebih
lanjut, menurut Gurr ada tiga bentuk deprivasi. Pertarna, decremental deprivation terjadi bila nilai- nilai harapan kelompok tidak berubah tetapi kemampuan kelompok
menurun. Kedua, deprivasi aspirasi (asplrational deprivatio) yang akan muncul bila kemampuan kelompok
tidak berubah tetapi harapan kelornpok meningkat.
Teori deviasi relatif
merupakan hasil pemikiran dan penelitian Ted Robert Gurr yang dituangkan ke
dalam karyanya Why Men Rebel (1970).
Adapun ringkasan teori tersebut sebagai berikut.
a) Dengan
mendefinisikan deprivasi relatif sebagai hasi dari proses perubahan harapan dan
kemampuan untuk memenuhi harapan itu maka maka bentuk deprivasi dapat dibedakan
berdasarkan pola-pola perubahan. Deprivasi presisten, yaitu kemampuan yang
secara kontsan berada di bawah harapan. Deprivasi aspirasional, yaitu harapan
naik dan kemampuan konstan, deprivasi progresif, yaitu kemampuan naik, tetapi
masih lebih rendah dibandingkan harapan.
b) Ketidak
puasan menciptakan potensi untuk kekrasan politik. Tiga kelompok faktor yang
memperantarai potensi untuk kekerasan politik dan kekerasan aktual, yaitu
justifikasi normatif untuk kekerasan; justifikasi kemanfaatan (utilitarian)
untuk kekerasan, keseimbangan antara sumber-sumber daya koersif dan
institusional dari pemberontak versus pemerintah/negara.
5)
Teori
Kecerdasan Majemuk => (Howard Gardner)
Sekitar dua puluh lima tahun yang lalu, Dr. Howard
Gardner menemukan sebuah teori tentang kecerdasan. Ia mengatakan bahwa manusia
lebih rumit daripada apa yang dijelaskan dari tes IQ atau tes apapun itu. Ia
juga mengatakan bahwa orang yang berbeda memiliki kecerdasan yang berbeda. Pada
tahun 1983 Howard Gardner dalam bukunya The Theory of Multiple Intelegence,
mengusulkan tujuh macam komponen kecerdasan, yang disebutnya dengan Multiple
Intelegence (Intelegensi Ganda). Intelegensi ganda meliputi: (1) kecerdasan
linguistic-verbal dan (2) kecerdasan logiko-matematik yang sudah dikenal
sebelumnya, ia menambahkan dengan komponen kecerdasan lainnya yaitu (3)
kecerdasan spasial-visual, (4) kecerdasan ritmik-musik, (5) kecerdasan
kinestetik, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal.
Sekarang tujuh kecerdasan tersebut di atas sudah bertambah lagi dengan satu
komponen kecerdasan yang lain, yaitu (8) kecerdasan naturalis.
Komentar
Posting Komentar
Komentarlah yang sopan